PASANG TV DIGITAL NEXMEDIA

Pasang TV DIGITAL NEXMEDIA " TV DIGITAL Yang Menggunakan Antena TV Biasa "
Email : agus.nurcakim@gmail.com
S M S : 082111942581
PIN : 767F476D
Tersedia Paket Khusus Sport " Nexsport Platinum " : Berlangganan 1 Tahun, Bayar 950.500 ( Free Biaya Deposit Decoder + Pemasangan + PPn ).

Jumat, 04 Mei 2012

"SEKILAS GENERASI YANG ARIFUN BILLAH"

www.pondoksufi.or.id
I. PENDAHULUAN
Di kalangan angkatan Muda Islam sebagai generasi-generasi yang di harap mengoptimalkan untuk mengembangkan pemikiran dan gagasan yang telah ada dari pendahulunya, ternyata telah terhalangi, untuk
mengenal lebih jauh tentang Islam akibat di batasinya dalam berfikir dan membuat gagasan-gagasan, jika ada seseorang membuat suatu statemen yang menurut mereka tidak mendukung golongannya, akan telah di anggap mendukung golongan lain, yang mereka anggap sebagai golongan yang menyesatkan.
Dengan dibatasinya dalam berfikir, akibat dari kebenaran yang di definisikan menurut pikiran-pikiran mereka agar tidak adanya dukungan terhadap golongan lain, akan berakibat tidak adanya keberanian untuk membuat suatu gagasan di kalangan angkatan Muda Islam, yang sebenarnya sangat potensial sebagai intelektual muda. akibatnya adalah pemikiran-pemikiran jahiliyah, yakni benar itu hanya jika dari golongan saya, yang lain salah dan bodoh. Yang hanya menangnya sendiri sebagai acuan mereka.
Sehingga generasi ini tidak berkembang cara berfikir dan pemahaman, untuk memahami mengenai Islam. Dan ini akan mengakibatkan generasi yang terbelenggu oleh nafsu jahiliyah, sedang didalam generasi yang Arifun Billah justru kita di tuntut untuk mengoptimalkan dalam mengembangkan bakat dan keahlian yang ada.
II. GENERASI YANG ARIFUN BILLAH SEBAGAI PENGENALAN
Di dalam sebuah hadis " Barang siapa bertambah ilmunya tapi tidak bertambah Zuhudnya di dunia, dia hanya bertambah jauh dengan Allah".
Hadis diatas menerangkan seseorang yang mencari ilmu seharusnya di barengi dengan semakin dekatnya dengan Allah sebagai Sang Pemberi ilmu , sehingga akan menjadikan si hamba ini tidak pongah disebabkan merasa talah banyak ilmu yang telah diserapnya.
Di dalam Lil Muqorrobien yang berarti orang orang yang didekatkan oleh Allah kepada Diri-Nya untuk dijadikan orang yang dikasihi-Nya. Bagaimana supaya suasana batin berlomba mendekatkan kepada Diri Al-Ghoib yang Allah asmanya itu sehingga niat dan tekad untuk mencari Ilmu adalah bagaimana ilmu yang didapatnya akan menjadi Ilmu yang bermanfaat yaitu akan berguna manakala memahami, menerapkan dan malaksanakan ilmu tersebut dan di dalam hati semakin menjadikan mengetahui betapa luasnya ilmu Alloh. Sebagai generasi yang akan di gulawentah menjadi generasi yang Arifun Billah sehingga akan menjadi generasi yang rasa perasaannya, cahaya Nuranimya, akal pikiranya, penglihatan dan pendengaranya, gerak dan gerik lahir batinya dan segala aspek kehidupanya yang berupa perjuangan, pengorbanan dan pengabdianya di gunakan sebagai pancatan untuk dapatnya digunakan sampai kepada-Nya.
Sebab untuk sampai kepada-Nya perlu adanya suatu lakon dan pitukan yang sesuai dengan tingkat dan kemampuan masing-masing individu di dalam menjalankan amanah yang sekarang digelutinya dengan kesungguhan di dalam menjankan amanah tersebut. Misalkan amanah seorang santriwan dan santriwati adalah amanah yang harus digeluti sebagai amanah dari Tuhan. Sehingga apa yang dilakakukan dalam kesantriamya akan menjadi lakon dan pitukan dalam rangka proses pendekatan diri kepada Ilahi dan yang harus dilakukan adalah mentaati tata tertib dan aturan aturan yang ada serta belajar dengan kesungguhan di dalam memahami pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh pembimbing. Dan tidak menjadikan iri terhadap situasi dan kondisi yang dialami oleh orang lain sebab untuk dapat sampai kepada-Nya jalan yang harus ditempuh sebagai lakon dari masing-masing orang akan berbeda, dan ini harus dijalani.
Dan sebagai ganerasi yang dicetak menjadi generasi yang Arifun Billah adalah kesiapan mental yang mapan di dalam memahami dan mengamalkan yang di cerminkan dalam kehidupan sahari-harinya dengan niat dan tekad menjalankan amanah yang diberikan Allah dengan selalu disertai Dzikir. Dan generasi ini diharap memiliki dedikasi yang tinggi tapi tidak sombong, mandiri tapi tidak individualis, kritis namun tidak nyacat dan mengolok, pemikir bukan pelamun, kreatif, tangguh tanggon, selalu siap membawa amanah, progresif tidak minder dan tidak mudah putus asa serta bertanggung jawab. Dan selalu sadar sebagai hamba yang Al-Faqier yaitu sadar sesadar sadarnya bahwa hamba ini tidak bisa apa-apa , nistho, ino bodoh dan pembuat kesalahan dan jika tidak di tarik Rohmat dan FadholNya pasti menjadi hamba yang tersesat hidupnya.
Sehingga Ilmu yang telah diperoleh akan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain dalam hidup ditengah-tengah masyarakat.Dan besar manfaatnya bagi cita-cita yang hendak dicapai oleh tujuan hidupnya dan menjadi generasi yang dapat mendudukkan kebenaran yang menjadi arah cita-cita dan tujuan hidup yang sebenarnya.
Sebagai calon generasi yang akan dididik di lingkup POMOSDA yang akan dijadikan generasi yang Arifun Billah dengan keluasan dan tinggi pemahaman ke-Islamanya serta cakap ,rajin berbakti kepada masyarakat berdasarkan Taqwa dengan bersungguh-sungguh dalam menjalankan risalah Kaidah sembilan supaya dijadikan sebagai pedoman sehari-hari bagi santri. Dan nantinya setalah lulus dari diharapkan bisa mandiri dengan membuka lapangan pekerjaan dan selalu siap jika dibutuhkan oleh masyarakat , menjadi contoh dalam kehidupanya baik di dalam science dan teknologi maupun dalam Zuhudnya.
Pandai di dalam membuat suatu keputusan yang berorientasi pada kebersamaan, kemufakatan sehingga dalam menerima saran-saran, usulan-usulan , kritik bahkan olokan yang menerima adalah lapang dada yakni kemurnian jiwa yang bersih dalam artian bukan nafsu yang menerima misal karena gengsinya, merasa lebih pandai dari yang lain atau karena yang lain. sehingga dalam membuat suatu keputusan bisa obyektif dengan Siliring kodratullah. Dan hanya dengan Al-Haqqu min robbika-lah ini bisa terjadi yakni kebenaran itu hanya berasal dari Tuhan sendiri.
Sejarah telah membuktikan jika suatu penulisan dan pengamatan dibarengi dengan ikut sertanya nafsu yang terjadi adalah adanya kesalahan demikian pula sejarah dan dalam hal ini adalah sejarah mengenai Islam, sehingga akan ada korban yang disebut dengan korban sejarah untuk itu kita juga dituntut untuk meluruskan adanya kesalahan sejarah tersebut .
Akan tetapi kita sebagai generasi yang masih perlu pemantapan yaitu menjadi hamba Tuhan yang dalam ke Ilmuan mapan Ilmu ke-Islamanya dan pemahaman bagaimana penerapanya dalam kehidupan sehari-harinya. Yang kehidupan sehari hari ini juga menjadi laboratorium, laboratorium yang terdiri dari manusia-manusia, laboratorium yang berisi pengamatan pribadi di dalam menelaah dan menggali untuk bagaimana bersikap dan bagaiman menerapkanya sebagai generasi yang Arifun Billah, generasi yang kritis, dan siap pakai.
Sebagai laboratotium dan yang menjadi direktur adalah diri kita masing masing, di dalam mendidik, melatih diri untuk mengamati, untuk memperkembangkan pengertian pemahaman dan memparaktekkan yang memdalam tentang hidup dan kehidupan di dalam pengenalan jati diri manusia sehingga akan terbebas dari penyakit-penyakit excusitis yaitu penyakit kegagalan keputus asaan akibat terbelenggu oleh nafsu dan akan menjadi insanul kamil, manusia yang merdeka sejati, Hurriyah tamah.
Dan dengan memiliki pikiran pikiran yang selalu positif di dalam kehidupanya, yang akan membawa sikap dan tingkah laku serta tindakan-tindakannya yang ternyata lebih penting dari kecerdasan itu sendiri. Contoh:
- Dalam situasi percakapan: orang yang berpikir positif akan berbicara mengenai sifat-sifat postif dari teman-temanya, sedang untuk yang berpikit kecil akan berbicara mengenai sifata-sifat yang negatif dan kegagalan kegalan orang lain.
- Mengenai hari depan: Orang Yang berpikiran besar akan memiliki suatu pandangan bahwa hari depan itu tiada batas, sedang untuk orang berpikiran negatif memiliki pandangan bahwa hari depan itu terbatas.
- Mengenai pandangan: Orang yang berpikir positif akan melihat jauh, sedang untuk yang berpikir negatif akan melihat yang dekat-dekat.
- Dalam melihat suatu masalah: Orang yang memiki pikiran positif akan cakap dalam melihat dari kacamata orang lain, sedang untuk orang yang berpikir kecil akan selalu melihat masalah dari kacamata diri sendiri.
- Dalam berpendapat: Orang yang besar akan melihat bahwa pendapatnya belum tentu benar, sedang orang yang berpikir kecil akan merasa bahwa sayalah yang paling benar.
- Keamanan : Orang berpikir basar akan menganggap bahwa keamanan adalah sebagai pendamping sukses, sedang orang yang berpikir kecil akan berpendapat kalau keamananlah yang paling penting.
Dalam hal kebenaran adalah Al-Haqqu min Robbika yang berarti segala sesuatu apapun bentuk dan tindakan, tingkah laku, ide dan gagasan, usulan dan keputusan serta yang menyertai dalam hidup dan kehidupannya adalah mutlak bahwa kebenaran itu hanya dari Allah semata. Dalam Al-Qur'an surat Ar-Ro'du ayat 11, yang artinya: "Andaikan kebenaran itu mengikuti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langitdan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya kami telah mendatangkan kepada mereka dzikir tapi mereka berpaling dari dzikir itu".
Untuk itu, semua ilmu dunia dan penerapanya adalah sebagai pancatan untuk sampainya pada Diri Al-Ghoib yang Allah asmanya, sebab untuk sampai mesti membutuhkan yang namanya lakon dan pitukon dan bukan sebagai tujuan agar kaya, dapat tahta, dan dapat hidup makmur kajen dll, sebab makmur dan kesejahteraan itu adalah anugerah. Bukan karena hasil dari strategi dan program-program serta jerih payah manusia, dalam Al-A'rof, 96, yang artinya " Sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertaqwa, pastilah Kami limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat) Kami, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatanya".

III. PENUTUP
Tolak ukur kekuatan Iman dan akidah adalah Rosulullah saw dan yang menjadi wakil-wakilnya, begitu juga yang menjadi tolak ukur kesempurnaan aqidah adalah suasana batin dan situasi yang dihayati oleh Rosulullah saw dan wakilnya
Niat dan tekad adalah kunci seseorang untuk memperolah sesuatu itu akan bermanfaat apa tidak, niat dan tekadnya digunakan dalam rangka Subhanaka, pendekatan diri kepada Dzat Al-Ghoib yang wajib wijudnya Allah asmanya, ini yang akan bermanfaat dan Isya Allah akan menjadikan hamba sebagai generasi yang Arifun Billah.
Dengan menyadari sebagai hamba yang Al-Faqier, semoga tulusan ini bermanfaat dan menjadikan lakon hamba ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar