Posted By Roni Djamaloeddin on June 13, 2012
Pernikahan itu
Bangunan ikatan suci karya Ilaahi
Penyatuan rasa + – dalam satu bingkai
Direfleksi secara nyata melalui sunnah Nabi
Pernikahan itu Titian hamba meniti jalan melangit-Nya Meliuk ndeder terjal curam senyatanya Ada ditiada dalam me-mi’rajkan diri pada-Nya
Pernikahan itu Pintu suci nan permana surga dunia Kebahagiaan yang indah serasa tiada tara Tiada salah dikata bulan madu bulan mengawalinya
Pernikahan itu Idaman puncak dua sejoli buaian asmara Sejanji hidup semati arungi rumah tangga Susah senang lara lapa jalani bersama
Pernikahan itu Pintu lain menuju perkara yang amat besar Siap mental, spiritual, pikiran luas nan mendalam Modal, finansial, pendidikan cukup syukur mapan
Perkara amat besar itu Medan arungnya ganas bin njlimet luar biasa Legi angleg pait nyethak bahtera slalu menerpa Badai tornado tsunami masalah pasti melanda Tak siap kuat hadapi lalu cerai telah membiasa
Terlebih si buah hati titipan yang jadi idaman Pelipur lara ketika sumpek penat gundah menimpa Menyurat bahagia walau menyirat berjuta fatamorgana Modal lanjut bahagia/sengsara abadan abada di sana
So…, pernikahan itu Menjadi titik sentral antara dua kubu positip negatip Penyeimbang antara suka duka bahagia sengsara Ketika bahagia tidak hanyut dalam bungah bahagianya Ketika nestapa tidak hanyut dalam nggrantes nelangsanya
Menjadi sarana penyatu antara bahagia dan duka nestapa Menyatu pada Sang pembuat bahagia duka nestapa Bagaikan menyatunya timur-barat maupun selatan-utara Pada satu titik mahadekat di sini dan mahajauh di sana
Menjadi sarana pelebur dua rasa yang kinodrat berbeda Meleburnya cipta karsa rasa pada Sang pemilik rasa Bagaikan menyatu-leburnya oksigen hidrogen menjadi air Yang sarat manfaat hingga menghidupi makhluk sejagat
Lamun…, opo to biso?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar